Jalur Geger–Pagerwojo Terancam Putus, Warga dan Kades Minta Penanganan Permanen


Tulungagung, klikwartanews.id – Kondisi jalur penghubung antara Desa Geger, Kecamatan Sendang, dan wilayah Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, kian memprihatinkan. Longsor yang terjadi di sejumlah titik membuat badan jalan nyaris amblas dan tidak bisa dilalui kendaraan berat. Warga setempat kini hidup dalam kekhawatiran setiap kali hujan turun, sementara penanganan dari pihak berwenang belum juga terlihat.

Hingga Kamis malam (24/10), belum ada tindakan nyata dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Tulungagung. Padahal, jalur tersebut merupakan satu-satunya akses vital bagi warga Desa Geger untuk mengangkut hasil pertanian dan memenuhi kebutuhan pokok.

Kepala Desa Geger, Jumari, menyampaikan desakan keras kepada pemerintah daerah agar segera turun tangan dan melakukan penanganan permanen. Ia menegaskan, kemampuan anggaran desa sangat terbatas untuk memperbaiki kerusakan dengan skala sebesar ini.

“Kami sudah lapor sejak awal longsor terjadi, tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Dana desa tidak cukup untuk memperbaiki tebing dan jalan yang longsor. Kami harap BPBD segera turun, jangan menunggu jalan ini benar-benar putus,” ungkap Jumari.

Longsor di jalur Geger–Pagerwojo dipicu hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur kawasan lereng Gunung Wilis selama beberapa hari berturut-turut. Struktur tanah yang labil membuat pergeseran terus terjadi, bahkan di beberapa titik terlihat retakan baru sepanjang beberapa meter.

Selain mengganggu aktivitas warga, longsor juga mengancam perekonomian desa. Banyak hasil panen yang tertahan karena kendaraan tidak dapat melintas. Warga terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh dan berisiko hanya untuk membawa kebutuhan sehari-hari.

Hujan Deras Jadi Momok Baru di Kaki Gunung Wilis

Bagi masyarakat pegunungan di wilayah tersebut, hujan deras kini terasa seperti ancaman. Setiap kali mendung tebal datang, warga segera bersiaga dan sebagian bahkan memilih mengungsi sementara ke rumah kerabat yang lebih aman.

“Kalau hujan deras, kami tidak bisa tidur. Takut longsor susulan turun dari atas bukit,” kata Suradi, salah satu warga setempat.

Minimnya langkah cepat dari instansi terkait membuat keresahan warga semakin besar. Mereka berharap pemerintah kabupaten segera melakukan penanganan permanen, bukan hanya sekadar pembersihan sementara.

“Kami tidak ingin sekadar ditinjau atau dijanjikan. Yang kami butuh sekarang adalah tindakan nyata,” tegas Jumari menutup pernyataan.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR
KLIK WARTA NEWS