Ketika Pemberitaan Tak Lagi Mencerminkan Etika: Pelajaran dari Kasus Publikasi DPRD Kabupaten Tulungagung


Tulungagung, klikwartanews.id – Belakangan muncul pemberitaan mengenai dugaan pemotongan dana publikasi di lingkungan DPRD Kabupaten Tulungagung. Isu ini menimbulkan beragam tanggapan di kalangan insan pers daerah, terutama karena pemberitaan tersebut dinilai kurang mempertimbangkan konteks dan kesepakatan yang telah ada sebelumnya.

Potongan dana yang disorot sejatinya merupakan hasil kesepakatan informal di awal tahun antara pihak sekretariat DPRD dan para awak media. Kesepakatan itu dibuat agar pelaksanaan kegiatan publikasi berjalan tertib, dengan pengaturan potongan untuk keperluan pajak serta penyesuaian administrasi yang telah disetujui bersama seluruh rekan media.

Kesepakatan Informal di Awal Tahun

Berdasarkan informasi yang beredar, pada awal tahun sempat dilakukan kesepakatan antara beberapa media dengan pihak sekretariat DPRD terkait pola pembayaran kegiatan publikasi. Dalam kesepakatan tersebut, dari setiap pembayaran akan dilakukan potongan sejumlah tertentu yang disebut untuk keperluan pajak dan sebagian lain untuk ijon media—istilah yang diartikan sebagai potongan di muka atau biaya internal kesepakatan.

Nominal yang beredar misalnya pembayaran Rp 600.000, dipotong Rp 100.000 untuk dua keperluan tersebut. Sebagian awak media menganggap hal itu wajar, karena sudah disetujui bersama dan berlaku sama bagi semua rekanan.

Namun, munculnya pemberitaan tanpa koordinasi atau klarifikasi bersama terlebih dahulu menimbulkan ketidaknyamanan di antara sesama wartawan. Sejumlah pihak menilai, langkah tersebut kurang mencerminkan etika profesi dan mengabaikan semangat kebersamaan yang telah dibangun selama ini.
Salah satu jurnalis, Cristian, menyayangkan munculnya pemberitaan tersebut tanpa adanya komunikasi lebih dulu dengan rekan-rekan media lain.

“Seharusnya kalau memang ada hal yang perlu dikritisi, bisa dibicarakan dulu bersama teman-teman. Jangan langsung diberitakan tanpa klarifikasi, karena kesannya seperti menyerang rekan sendiri,” ujar Cristian kepada wartawan, Jum'at (17/10/2025).

Pers seharusnya menjadi ruang komunikasi yang menumbuhkan kepercayaan dan solusi, bukan arena memperuncing perbedaan yang sebenarnya dapat diselesaikan secara internal.

Situasi ini menjadi pengingat penting bagi seluruh insan media untuk senantiasa menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, menjaga keseimbangan informasi, dan memperkuat solidaritas profesi. Kritik tentu diperlukan, namun sebaiknya disampaikan dengan cara yang membangun dan tidak menimbulkan perpecahan di antara sesama pewarta.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR
KLIK WARTA NEWS