Tulungagung, klikwartanews.id — Dugaan praktik tidak sehat mencuat dari Hotel Mulya Jaya, sebuah penginapan yang berada tepat di jalur utama Jalan Raya Blitar–Tulungagung, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Warga sekitar mengaku telah lama memperhatikan pola keluar masuk tamu yang dianggap janggal, terutama pada malam hingga dini hari. Aktivitas ini memunculkan dugaan bahwa hotel tersebut menjadi lokasi pertemuan pasangan di luar nikah serta transaksi prostitusi daring melalui aplikasi MiChat.
Pola Tamu Short Time: Datang Terpisah, Pulang Bersama
Sejumlah warga yang tinggal di sekitar area hotel mengungkapkan bahwa mereka sering melihat pasangan tiba dengan kendaraan berbeda, masuk secara terpisah, namun keluar dari hotel bersama-sama atau berada di tempat yang sama hanya dalam waktu satu hingga dua jam.
“Sangat sering terlihat pasangan datang tapi hanya sebentar. Satu jam atau dua jam, sudah keluar lagi. Itu bukan pola tamu menginap,” ujar salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Beberapa warga mengaku pola seperti itu tidak hanya terjadi sesekali, melainkan hampir setiap hari — baik di hari kerja maupun akhir pekan.
Modus Perempuan Datang Sendiri, Diduga Open BO dari MiChat
Selain pasangan singkat, aktivitas lain yang dianggap janggal adalah kedatangan perempuan yang datang seorang diri, biasanya menggunakan ojek online atau kendaraan pribadi. Tak lama kemudian, seorang pria menyusul masuk ke kamar yang sama.
Modus ini menurut warga menyerupai pola yang sering terjadi pada praktik prostitusi terselubung melalui aplikasi MiChat, di mana perempuan dan pria berkomunikasi terlebih dahulu lalu menentukan lokasi pertemuan.
“Pola kedatangannya mirip sekali dengan transaksi open BO. Kadang perempuannya datang dulu, baru pria menyusul. Durasi di kamarnya juga sebentar,” tambah warga lainnya yang kerap berada di sekitar jalan depan hotel.
Dugaan Kamar Short Time Makin Menguat
Warga juga menilai bahwa keberadaan layanan kamar short time di hotel tersebut memperkuat dugaan-dugaan tersebut. Penggunaan kamar jangka pendek lazim ditemukan di beberapa hotel tertentu dan sering kali disalahgunakan untuk tindakan asusila.
Situasi ini membuat warga resah, terutama karena lokasi hotel berada tepat di jalur padat dan dekat permukiman. Beberapa warga merasa khawatir kawasan tersebut mendapat stigma negatif sebagai tempat maksiat.
Lingkungan Tidak Nyaman, Warga Mulai Gerah
Dugaan aktivitas yang meresahkan itu bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dinilai dapat berdampak pada keamanan lingkungan. Beberapa warga mengaku tidak nyaman ketika melihat keluar masuknya tamu dengan perilaku mencurigakan.
“Kami takut tempat ini nanti jadi dikenal sebagai tempat perbuatan yang tidak baik. Anak-anak juga sering lewat jalan itu. Jadi sangat mengganggu,” ujar warga lainnya.
Warga Tegaskan Permintaan: Aparat Harus Segera Bertindak
Karena semakin banyak yang memperhatikan pola yang sama, warga akhirnya menyuarakan permintaan agar aparat kepolisian bergerak cepat melakukan penyelidikan dan penertiban. Mereka menilai situasi tersebut tidak bisa terus dibiarkan.
“Kami mohon pihak kepolisian turun langsung. Kalau benar ada praktik maksiat dan prostitusi online, harus segera dihentikan. Lingkungan ini butuh penegakan aturan,” tegas warga dengan nada serius.
Pihak Hotel Masih Belum Bisa Dihubungi
Sampai berita ini diterbitkan, semua informasi masih bersifat dugaan berdasarkan keterangan warga sekitar. Kebenaran aktivitas tersebut masih memerlukan investigasi aparat penegak hukum untuk memastikan apakah benar terjadi pelanggaran atau penyalahgunaan fasilitas hotel.


